Senin, 17 Agustus 2015

Vastenburg 1775

Awalnya si tiwul melakukan perjalanan untuk mempromosikan dirinya dari satu pameran ke pameran lainnya namun dalam setiap pameran ternyata si tiwul juga menghadapi begitu indahnya peninggalan bersejarah Indonesia dan kebudayaan Indonesia di setiap wilayah yang dijelajahinya. Si tiwul yang semula cuek dengan sekitarnya kini menjadi tertarik mengangkat cerita tentang suasana sekitarnya. Bukan suasana saat pameran tapi lebih khususnya tentang lokasi di mana pameran itu digelar.

Foto Mashamb Al Ghozali. Kali ini si tiwul mengikuti expo PANGAN NUSA 2015 di Benteng Vastenburg Solo. Sekilas ketika si tiwul memasuki benteng ini di malam hari si tiwul menemukan kesan benteng Vastenburg ini tidak terawat dan masih belum diperhatikan oleh pemerintah Solo. Kesan ini berlalu begitu saja bersama kesibukan si tiwul menjajakan dirinya kepada pecintanya.

Si tiwul tidak membawa alat komunikasi yang canggih sehingga si tiwul tidak bisa langsung bertanya pada mbah google tentang benteng Vastenburg. Hasil jeprat jepret pun ala kadarnya dengan gaya fotografer amatiran. Saat tiba pertama kali di pelataran halaman depan benteng, si tiwul melihat ada beberapa pedagang angkringan dan penjual otakotak serta jajanan malam lainnya. Para penjaja makanan ini pun tidak berjualan dekat dengan tembok benteng tapi agak jauh dari tembok benteng. Suasana penikmat jajanan cukup rame dan beberapa anak muda sampai subuh menjelang pun masih betah nongkrong di pelataran luar halaman benteng.

Di tembok benteng ada tulisan 1775, dengan demikian perkiraan si tiwul benteng ini dibangun tahun tersebut namun cat tulisan tembok dan warna tembok tampaknya baru. Sepertinya bagian depan tembok benteng ini sudah mengalami pemugaran tapi tidak tahu pasti kapan tepatnya tembok dan tulisan VASTENBURG 1775 itu ditulis.

Halaman sekitar benteng ada parit besar yang memagari benteng. Pintu masuk benteng berhadapan dengan kantor pos yang berada agak jauh. Karena si tiwul sampai di benteng pada malam hari maka si tiwul masuk ke dalam benteng lewat pintu belakang. Si tiwul naik mobil memutari benteng berlawanan arah jarum jam. Ada tempat parkir mobil bis wisata, ada tempat kuliner, ada beberapa mart yang menjual tekstil Klewer, dan sekitar bagian belakang benteng tampak sepi dan kumuh. Bagian ini belum tersentuh pemugaran tapi terkesan sudah dibersihkan. Agak jauh dari pemukiman penduduk. Sepi sekali bagian belakang benteng kalo di malam hari. Si tiwul masuk ke dalam dan tampak panitia sedang menata panggung hiburan dengan suasana gelap gelapan. entah kenapa. Si tiwul tidak berani bertanya hal tersebut kepada mereka. Jam 12, posisi capek, si tiwul masuk ke dalam stand tertutup yang dibangun di halaman dalam benteng. 

Gelap. Dengan hanya berbekal lampu senter dari penjaga keamanan pameran, si tiwul memberanikan diri masuk ke dalam. Si tiwul pun tinggal sendiri di dalam. Si tiwul kesepian dan hanya ditemani malam. Para pemboyong yang membawa si tiwul pun pulang. Entah mereka sedang apa di luar benteng Vastenburg yang terkesan angker ini. 

Keangkeran di dalam benteng Vastenburg dan malam-malam panjang di dalam benteng Vastenburg hanya si tiwul yang tahu. Para pemboyong keluar meninggalkannya dan hanya kembali pada pagi hari setelah pintu stand dibuka pada jam 9 pagi.

Si tiwul pengin bertanya pada pemboyongna tentang Benteng Vastenbur Solo ini tapi setiap kali si tiwul melihat wajah-wajah pemboyongnya yang kebingungan sendiri dengan lokasi benteng ini, si tiwul tidak berani bertanya lanjut. Tidak ada informasi sejarah sama sekali di dalam benteng ini. Hanya ada sumur pompa dan penampakan sisa-sisa bangunan tembok tua yang mengitari benteng. Antara tembok benteng bagian luar dan dalam terlihat ada ruangan. Berdasar reka penglihatan si tiwul, sepertinya ada ruang di antara tembok beton itu dan ada kemungkinan juga ada penjara bawah tanah di benteng Vastenburg Solo ini. Jika kita naik, ke atas tembok beton dengan menaiki tangga beton yang belum dipugar dan masih berlumut dan kumuh kotor ini kita bisa melihat pemandangan kraton, pasar klewer, pasar gede dan sekitar benteng yang sungguh indah namun tercemari oleh asap knalpot motor yang semakin banyak di kota Solo yang memanas di siang hari. [mashambal]